Sabtu, Juli 27, 2024
BerandaBantulDana Belanja Tidak Terduga Diarahkan untuk Penanganan Kekeringan di Bantul

Dana Belanja Tidak Terduga Diarahkan untuk Penanganan Kekeringan di Bantul

JOGJAEKSPRES.COM – Kekeringan terus meluas di wilayah Bantul. Pemkab Bantul mengarahkan penanganan kekeringan menggunakan anggaran Belanja Tidak Terduga (BTT).

Staf Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul, Plentyaslalang Dwi Hartanta, menjelaskan berdasarkan laporan masayarakat, kekeringan terjadi di Terong dan Jatimulyo, Dlingo; Segoroyoso, Pleret; Seloharjo, Pundong; Bangunjiwo, Kasihan; dan Sriharjo, Imogiri.

“Dari hasil laporan, kami cek dan assesment dengan TRC (Tim Reaksi Cepat), kebanyakan debit air berkurang atau kecil. Di lain sisi pompanya juga ada yang rusak, dikarenakan debit air kecil sehingga untuk pipa yang seharusnya bisa menyedot air, ini tidak bisa,” katanya, Selasa (29/8/2023).

Baca Juga: Akibat Kemarau Panjang, 25 Kapanewon di DIY Mengalami Kekeringan

Sejauh ini, dampak kekeringan masih sebatas untuk keperluan sehari-hari warga. Sementara untuk pertanian dan peternakan pihaknya belum mendapat laporan.

“Hasil rakor kemarin, untuk Kabupaten Bantul belum ada laporan terkait lahan pertanian dan peternakan,” katanya.

Sebagai langkah penanggulangan, BPBD Bantul telah menyiapkan sebanyak 382 tangki air bersih, yang sampai saat ini sudah terdistribusi sebanyak 44 tangki per Senin (28/8/2023).

Baca Juga: BMKG Keluarkan Peringatan Dini Siaga Kekeringan di DIY

“Tapi itu dari BPBD saja. Dari yang lain juga ada dari CSR (Corporate Social Responsibility), PMI dan Dinas Sosial,” katanya.

Berdasarkan rilis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), musim kemarau tahun ini di Bantul bisa sampai akhir tahun. Maka, dampak kekeringan pun diperkirakan masih akan bertambah lagi.

“Ini laporan dari (kekeringan di Kapanewon) Piyungan sudah masuk, besok mau ditindaklanjuti,” katanya.

Baca Juga: Peringatan BMKG, 7 Daerah di Indonesia Terancam Cuaca Panas Ekstrem

Terkait dengan anggaran, ia menjelaskan penanganan kekeringan bisa menggunakan BTT Kabupaten Bantul jika anggaran dari BPBD Bantul tidak mencukupi.

“Kalau dari BPBD nominalnya sekitar Rp22 juta, yang direalisasikan dalam bantuan air bersih,” katanya.

BPBD Bantul saat ini sementara fokus penanganan dengan pendistribusian air bersih. Sementara untuk pembuatan sumur bor dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Bantul.

Baca Juga: TPA Regional Piyungan Ditutup, Pemkab Bantul Luncurkan ASN Pemilah Sampah

“BPBD Bantul tidak ada untuk sumur bor. Namun kami nanti akan menanyakan kembali apakah di anggaran perubahan itu bisa, ya kita berupaya. Kemarin juga ada yang minta dari kalurahan itu yang minta air sumur,” kata dia. (*)

Berita terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -

TERPOPULER

KOMENTAR TERBARU