Sabtu, Juli 27, 2024
BerandaPolitikaDosen dan Mahasiswa DPP UGM Kunjungi DPC PDIP Kota Yogyakarta, Diskusi Tentang...

Dosen dan Mahasiswa DPP UGM Kunjungi DPC PDIP Kota Yogyakarta, Diskusi Tentang Apa?

JOGJAEKSPRES.COM – DPC PDI Perjuangan Kota Yogyakarta memiliki komitmen penuh untuk menjaga ke-Indonesiaan dan kebhinnekaan dengan aksi nyata melawan politik identitas dan melawan hoaks. Mahasiswa dan kaum muda diajak juga punya komitmen untuk bisa lebih berperan dalam mewujudkan persatuan bangsa Indonesia.

Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Yogyakarta, Eko Suwanto saat menerima kunjungan mahasiswa UGM dari Departemen Politik Pemerintahan, Kamis 25 Mei 2023.

“Terima kasih, mahasiswa DPP UGM mau berdialog ke kantor DPC PDI Perjuangan Kota Yogyakarta. Mahasiswa ke depan bisa turut berperan mengkokohkan ke-Indonesiaan kita dengan bersama melawan hoaks, melawan politik identitas. Mahasiswa bisa lebih berperan dalam jaga persatuan ke depan,” ujar Eko Suwanto.

“Di dalam dialog, PDI Perjuangan sebagai partai politik bagaimana harus bisa menjawab pertanyaan teman muda dan harapan mereka terkait Demokrasi di Indonesia,” imbuhnya.

Rombongan mahasiswa Departemen Politik Pemerintahan UGM dalam dialog didampingi oleh Joas Tapiheru selaku Dosen Ilmu Pemerintahan UGM.

Kunjungan dilakukan oleh sekitar 45 mahasiwa dengan materi dialog berkaitan dengan kerja parpol dan relevansinya dengan teori politik yang diajarkan di kampus.

Eko Suwanto memberikan penjelasan berkaitan dengan sejumlah pertanyaan dan harapan mahasiswa diantaranya bagaimana tata kelola partai, visi dan misi partai juga komunikasi politik parpol dengan masyarakat termasuk pemanfaatan media sosial dalam kerja-kerja politik.

“Kita tadi melakukan dialog, bersama mahasiswa UGM dan mendengarkan pertanyaan juga aspirasi mereka. PDI Perjuangan ajak mahasiswa bisa jadi pelopor persatuan Indonesia dengan bersama melawan hoaks dan menjaga ke-Indonesiaan kita,” kata Eko.

PDI Perjuangan sebagai parpol, tentu saja mewadahi juga kepentingan kaum muda dan mahasiswa untuk berperan. Secara khusus, PDI Perjuangan membentuk badan seperti badan pelatihan ketrampilan, badan kebudayaan nasional yang bisa jadi wadah kreatif bagi anak muda termasuk mahasiswa.

“PDI Perjuangan jelas bisa jadi wadah aspirasi bagi mahasiswa. Kita beri ruang soal kreatifitas, alhamdulillah juga kita punya BKN yang mewadahi teman muda juga beragam pelatihan yang berupa pemberdayaan dengan goal tentunya bisa menang pemilu 2024,” terang Eko.

Aulia, salah satu mahasiswi DPP UGM yang hadir menyatakan dalam kunjungan ke kantor DPC PDI Perjuangan Kota Yogyakarta dan dialog yang diikuti hadir harapan dorongan pengguatan partai politik guna mengartikulasikan program partai agar bisa dirasakan publik secara luas. Anak muda juga bisa turut terlihat dalam penguatan demokrasi lewat aktif di parpol.

“Anak muda tidak perlu anti partai politik karena kunci demokrasi. Bagaimana mendorong penguatan parpol karena balik lagi tanpa parpol demokrasi gak jalan,” katanya.

Sementara bagi Andi, mahasiswa DPP UGM sebagai mahasiswa dirinya mendapatkan informasi langsung tentang aktifitas parpol dan visi misi PDI Perjuangan termasuk tata kelola media sosial guna menggaet suara dan aspirasi rakyat.

“Kita sebagai mahasiswa mendapatkan insight baru terutama soal parpol, bagaimana visi misi PDI Perjuangan mau dibawa ke mana partai ini, kita belajar bagaimana pola pikir masing-masing partai, karakter partai seperti apa, oh ternyata begini. Bagaimana kelola media sosial, bagaimana mereka bekerja untuk menggaet masa seperti apa saja,” ungkap Andi dari DPP Fisipol UGM.

Joas Tapiheru, dosen Departemen Politik Pemerintahan UGM menjelaskan, rangkaian kunjungan ke kantor partai politik dilakukan guna pembelajaran bagi mahasiswa dengan apa yang selama ini dipelajari di bangku kuliah.

“Mahasiswa bisa belajar langsung bagaimana pengorganisasian parpol, relevansi teori dari literatur juga media dan praktek langsung implementasi di lapangan. Harapan ke depan bisa mempertajam analisis mahasiswa saat aplikasikan ilmu yang didapat dalam dunia kerja. Kita juga ingin uji apakah teori yang dipelajari masih relevan dengan kondisi sekarang,” tutur Joas. (arf)

 

Berita terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -

TERPOPULER

KOMENTAR TERBARU