JOGJAEKSPRES.COM – Calon Legislatif DPR RI dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) daerah pemilihan Daerah Istimewa Yogyakarta, A.L Bintoro menanggapi beredarnya video pendek ocehan Politisi PSI, Ade Armando yang dianggap menghina keistimewaan DIY dan politik dinasti di Yogyakarta.
“Kalau saya menanggapi video Bang Ade Armando itu berdasarkan apa yang dikatakan Ngarsa Dalem. Dimana beliau saat diwawancara terkait video Ade Armando mengatakan boleh-boleh saja. Artinya saya melihat Ngarsa Dalem ini benar-benar memegang demokrasi, orang boleh berbicara,” katanya, Selasa, 5 Desember 2023.
Ditambahkan A.L Bintoro, seperti diketahui, sistem pemerintahan di DIY ini layaknya kerajaan, dimana pemimpinnya dijabat secara turun temurun.
“Tapi beliau ini memegang demokrasi yang sangat luar biasa. Ini yang harus kita hargai,” katanya.
Lalu untuk masyarakat Yogyakarta yang menggeruduk kantor DPW PSI DIY, A.L Bintoro menilai itu juga sebuah hal yang demokrasi.
Baca Juga: Larung Sukerta Cara Melawan Ade Armando yang Berbeda dari Seniman & Budayawan Yogyakarta
“Tapi ya seyogyanya semuanya disalurkan dengan cara yang elegan, yang lebih baim. Karena terus terang kemarin saya sedikit melihat teman-teman pengurus (PSI) yang menghadapi para pendemo, seakan-aka dipaksa untuk menuruti apa yang dimau para pendemo,” ujarnya.
A.L Bintoro sendiri menyikapi pernyataan Ade Armando tersebut sebetulnya ditujukan kepada BEM UGM dan BEM UI yang saat itu menggelar aksi menolak politik dinasti yang dilakukan oleh Presiden Jokowi.
“Bang Ade disini kan dalam perspektif akademisi, beliau ingin mengatakan bahwa politik dinasti itu sebetulnya di Jogja adalah contoh yang konkrit,” katanya.
Bahkan, disampaikan A.L Bintoro, statement yang dilontarkan Ade Armando bukanlah menggugat keistimewaan Yogyakarta, melainkan statement yang memperkokoh keistimewaan Yogyakarta.
“Karena, kalau Yogyakarta sama dengan daerah lain, istimewanya Yogyakarta dimana? Dalam Undang-undang keistimewaan pasal 18 huruf C dikatakan dengan jelas disana bahwa Sri Sultan Hamengku Buwono sebagai Gubernur dan Adipati Paku Alam sebagai Wakil Gubernur. Itu sudah jelas,” tandasnya.
Baca Juga: 9 Juta Orang Diprediksi Bakal Libur Nataru di Yogyakarta
Berarti, menurut A.L Bintoro, statement yang dilontarkan Ade Armando adalah memperkokoh keistimewaan Yogyakarta.
“Sekarang kalau saya boleh bertanya, yang mana statementnya Bang Ade yang menghina Yogyakarta yang mana?” katanya.
A.L Bintoro juga menyampaikan, seharusnya rakyat Yogyakarta tidak perlu tersinggung dan marah atas statement Ade Armando yang memperkokoh keistimewaan Yogyakarta.
“Bahkan seharusnya rakyat Yogyakarta marah kepada salah satu Capres yang mengatakan, 10 menit saya putuskan langsung Undang-undnag keistimewaan DIY lahir. Itu yang mestinya menghina rakyat Yogyakarta,” tegasnya.
Terkait adanya batas waktu yang diberikan para pendemo yang kemarin datang ke kantor DPW PSI DIY agar Ade Armando meminta maaf kepada warga Yogyakarta, dan ancaman akan mencopot baliho PSI di DIY, A.L Bintoro menyerahkan sepenuhnya kepada undang-undang.
Baca Juga: Patembayan Nusantara Bicara Soal Masa Depan Demokrasi dan Bayang-Bayang Orde Baru
“Kalau sampai baliho PSI dicopot, biar undang-undang yang jalan, wong kita partai politik dilindungi undang-undang. Paling tidak kalau sampai baliho PSI hilang, berarti sudah jelas siapa pelakunya, karena sudah berstatement dan didengar langsung juga oleh Kapolresta Yogyakarta kemarin,” pungkasnya. (*)