JOGJAEKSPRES.COM – Pemerintah Kota Yogyakarta pada tahun 2024 ini menetapkan ada 10 paket strategis pembangunan atau infrastruktur.
Dari 10 paket pengengerjaan tersebut, ada 5 yang diampu oleh Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Kota Yogyakarta.
Anggota Forpi Kota Yogyakarta, Baharuddin Kamba, menyebut, memasuki bulan November 2024, kelima proyek tersebut masih dalam proses pembangunan dan diharapkan bisa rampung sebelum pergantian tahun.
“Hingga memasuki triwulan ketiga 2024, realisasi fisik kegiatan pada DPUPKP Pemerintah Kota Yogyakarta sudah sebesar 55,8 persen. Belum mencapai angka 60 persen,” ujar Kamba, Senin (28/10/2024).
Sementara realisasi pengerjaan 5 paket strategis yang ditangani oleh Dinas PUPKP Pemerintah Kota Yogyakarta meliputi pembangunan saluran air hujan di RW 13 Giwangan, Umbulharjo memasuki progres pengerjaan 72 persen, pembangunan Gedung SMP Negeri 10 progresnya 45 persen.
“Lalu, untuk penataan kumuh Kalurahan Terban RT 02, RW 1, telah mencapai 52 persen, pemeliharaan berkala Jalan Gedongkuning 98 persen, serta pembangunan Gedung Taman Budaya Embung Giwangan tahap II mencapai 45 persen,” katanya.
“Progres pengerjaan di bawah 50 persen, diharapkan para pelaksana atau kontraktor dengan menambah tenaga di lapangan dan lembur agar pelaksanaan pengerjaan tepat waktu,” tambah Kamba.
Forum Pemantau Independen (Forpi) Kota Yogyakarta meminta agar 5 proyek strategis tersebut (yang masih di bawah 50 persen) tidak dilakukan dengan instan dan terburu-buru alias kejar tayang.
“Catatan Forpi Kota Yogyakarta, yang paling utama adalah tidak kejar tayang. Tidak asal-asalan dalam pengerjaannya karena mengejar waktu harus rampung. Tetapi proyek tersebut tetap diselesaikan dalam koridor yang benar-benar realistis,” katanya.
“Katakanlah, prioritas itu boleh saja, tapi tetap dengan koridor yang realistis. Enggak usah pakai kejar tayang dan lainnya, misalnya suap-menyuap antara pelaksana atau kontraktor dengan dinas terkait,” tambah Kamba.
Padahal, menurut Kamba, pengerjaan belum sepenuhnya rampung tetapi karena ada suap-menyuap, maka pengerjaan dianggap rampung.
“Hal ini tidak boleh terjadi,” tandasnya. (*/rls)