Jumat, Desember 6, 2024
BerandaJogjakartaDampak Pilkada, Pengurus Lazismu Kota Yogyakarta Berencana Mundur

Dampak Pilkada, Pengurus Lazismu Kota Yogyakarta Berencana Mundur

JOGJAEKSPRES.COM – Kontestasi pilkada Kota Yogyakarta sedikit banyak berpengaruh di internal persyarikatan Muhammadiyah. Pengurus Lembaga Amil, Zakat, Infak dan Shadaqah Muhammadiyah (Lazismu) Kota Yogyakarta berencana akan mengundurkan diri dari kepengurusan sebagai respons adanya perbedaan pilihan politik.

Ketua Badan Pengurus Lazismu Kota Yogyakarta, Zaenal Arifin menyatakan kerelaannya untuk mundur dari kepengurusan Lazismu jika keberadaannya membuat tidak nyaman. Hal itu menyusul belakangan beredar informasi terkait rencana resufle posisi yang ia tempati.

“Informasi resufle itu sudah santer, saya terima dari salah seorang pengurus, karena itu jika posisiku membuat ketidaknyamanan kami siap untuk undur diri saja,” katanya, Senin (4/11/2024).

Zaenal percaya bergulirnya informasi resufle tidak lepas dari perbedaan pandangan politik dengan arahan pengurus Muhammadiyah Kota Yogyakarta. Dirinya mengaku mendukung pasangan calon walikota Heroe Poerwadi – Sriwidya Supena sementara arus dukungan warga Muhammadiyah diarahkan ke pasangan calon Walikota Afnan Hadikusumo – Singgih Raharjo.

“Tidak cocok saja, karena sebaiknya organisasi membuat tim pemenangan politik tersendiri yang dipisahkan dari organisasi, seperti saat pemilihan anggota DPD lalu,” katanya.

Rencana pengunduran diri dari kepengurusan Lazismu telah disiapkan dalam pekan ini. “Rencananya akan berkirim surat sekalian dijadikan satu siapa saja berencana mengundurkan diri, kita komunikasi dengan lainnya,” ungkapnya.

Zaenal mengatakan titik picu perbedaan pandangan politik saat dirinya kedapatan foto bersama calon walikota Heroe Purwadi. Saat itu ia mengenakan baju rompi lazismu dengan pose mengacungkan satu jari yang merupakan nomor urut paslon.

“Saya mengenakan rompi lazismu, karena sebetulnya saya hanya meniru apa yang dilakukan diantara pengurus yang juga mengenakan atribut Muhammadiyah yang mendukung paslon lain. Konteksnya sama sama salah. Karena Muhammadiyah tidak boleh berpolitik praktis,” terangnya.

Rencana pengunduran diri Ketua Lazismu Kota Yogyakarta Zaenal Arifin ini ternyata memicu potensi pengunduran pengurus lainnya. Zaenal mengaku tidak memprovokasi pengurus lainnya untuk turut mundur namun sejak informasi resufle tersebut bergulir masing-masing anggota justru juga ingin mundur.

“Saya tidak mengajak untuk mengikuti rencana saya, karena itu sudah menjadi sikap masing masing,” ucapnya.

Saat dikonfirmasi Wakil Ketua Lazismu Kota Yogyakarta, Aqim tidak menampik adanya informasi resufle tersebut. Namun Aqim mengaku tidak terlibat di tim relawan manapun, kendati demikian dirinya juga berencana menjadikan momentum ini untuk sekalian mundur diri.

“Sebetulnya saya sudah lama ingin istirahat dahulu, tapi karena kami di dibawah Ketua Lazismu, tim ini sudah terlanjur solid, solidaritas tim terlanjur tinggi. Saya ingin mundur namun tidak terkait dengan pilkada, karena saya bersikap netral tidak menjadi relawan manapun,” terangnya.

Sekedar informasi Lazismu Kota Yogyakarta merupakan salah satu lembaga dibawah Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Yogyakarta. Lazismu merupakan lembaga strategis karena terjun langsung ditengah masyarakat. Saat ini memiliki 46 kantor layanan yang tersebar di seluruh Kota Yogyakarta. Diantara kegiatannya fokus pada kebencanaan dan kemiskinan. Lembaga ini memiliki ketugasan menggalang dana dari para Muzaki dan menyalurkan manfaat sesuai peruntukan.

Sementara itu saat dikonfirmasi Ketua PDM Kota Yogyakarta Aris Madani menyatakan tidak membenarkan adanya isu resufle pengurus Lazismu. “Saya malah tidak mengetahui, tidak ada, tidak benar,” ucapnya saat dikonfirmasi melalui sambungan telp.

Namun Aria juga tidak menampik adanya gerak gerik dari Ketua Lazismu kota Yogyakarta yang ditanyai oleh salah seorang pimpinan berkaitan kinerja kegiatan Lazismu namun juga ditanya menyangkut pilkada.

“Sebetulnya yang bersangkutan tidak perlu menyampaikan kemana mana, karena tidak benar ada resufle,” ucapnya.

Ditanya terkait posisi PDM Kota Yogyakarta dalam pilkada, Aris menjelaskan bahwa Muhammadiyah bukanlah organisasi politik. Namun berhubung ada partai partai yang mengusung kader utama Muhammadiyah maju sebagai calon walikota maka kepengurusan yang ia pimpin turut memberikan dukungan.

“Tapi tidak menghalangi yang berbeda. Kita mendukung dengan cara shaf. Tidak memusuhi yang berbeda, dan tidak menganggap musuh,” tuturnya.

Ditanya apakah benar-benar menjamin perbedaan pandangan politik ditengah kader muhammmadiyah ? “Iya, tapi kita memang mendorong kader yang diusung partai-partai” jawab Aris.

Adapun terkait tuntutan agar PDM Kota Yogyakarta membentuk tim pemenangan yang terpisah dengan persyarikatan, layaknya saat pemenangan DPD RI, beberapa waktu lalu, Aris mengatakan kasusnya berbeda.

“Beda, beda kasusnya, beda. DPD itu justru sepenuhnya Muhammadiyah, tidak ada tim tim lain. Karena ini mewakili Muhamadiyah untuk DPD. Sementara untuk walikota tidak ada kewenangan untuk mengusung, menjadi kewenangan partai. Partai sudah mengusung kita dukung,” terang Aris. (*)

Berita terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -

TERPOPULER

KOMENTAR TERBARU