Kamis, September 11, 2025
BerandaJogjakartaSultan Tegaskan Upaya Pengurangan Risiko Bencana Perlu Pertimbangkan Aspek Budaya Sosial

Sultan Tegaskan Upaya Pengurangan Risiko Bencana Perlu Pertimbangkan Aspek Budaya Sosial

JOGJAEKSPRES.COM – Dalam upaya merespon kebencanaan, membangun ketangguhan menjadi syarat utama yang perlu dilakukan guna pengurangan risiko bencana.

Dalam hal ini, Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X menegaskan agar upaya pengurangan risiko bencana perlu mempertimbangkan aspek budaya sosial setempat.

Hal ini disampaikan oleh Ketua Umum Ikatan Ahli Kebencanaan Indonesia (IABI), Prof. Ir. Harkunti Pertiwi Rahayu, Ph.D., usai bertemu dengan Sri Sultan di Gedhong Wilis, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta pada Selasa (9/9/2025).

Harkunti mengatakan, kedatangan pengurus IABI kali ini bertujuan menyampaikan rencana mereka menggelar acara untuk memperingati 20 tahun Gempa Jogja.

“Kami ingin kulonuwun karena akan menyelenggarakan Peringatan 20 Tahun Gempa Jogja yang juga inline dengan program rutin kami, berupa pertemuan ilmiah tahunan,” ujarnya.

“Rencananya acara ini akan diadakan pada 24-26 Mei 2026 di Yogyakarta, yang diikuti 600 lebih anggota IABI,” imbuhnya.

Harkunti menambahkan, kepada IABI, Sri Sultan memberikan masukan terkait perlunya mempertimbangkan aspek budaya dan sosial dalam membangun ketangguhan.

Sri Sultan pun menyetujui jika budaya menjadi kelebihan Indonesia dalam merespon kebencanaan. Untuk itu Sri Sultan berpesan agar IABI bisa terus menggali keilmuan tentang hubungan budaya dalam mitigasi kebencanaan.

“Kami juga perlu banyak belajar, termasuk benar-benar memikirkan apa yang perlu kami diskusikan lebih lanjut dalam pertemuan ilmiah kali ini,” ungkapnya.

“Karena memang keunikan Indonesia itu terletak pada budayanya. Setiap daerah di Indonesia itu memang beda-beda budayanya, namun itu justru bisa menjadi modal dasar yang kuat untuk ke depan,” lanjut Harkunti.

Guru Besar di Institut Teknologi Sumatera ini pun mengatakan, dalam pertemuan ilmiah nanti juga akan dibahas berbagai upaya yang telah dilakukan oleh Pemda DIY dalam menangani kebencanaan selama ini.

Diharapkan dari pembelajaran terhadap upaya penanaganan kebencanaan di DIY nantinya, banyak pengalaman yang bisa dibagikan kepada daerah lain di Indonesia.

“Belajar dari apa yang dilakukan Sri Sultan dalam penanganan kebencanaan, nantinya akan kami masukkan ke dalam topik-topik untuk menjadi bahan diskusi kami. Karena nantinya kami tidak hanya menggelar seminar, tapi banyak juga round table discussion,” jelasnya.

“Mudah-mudahan ini menjadi momen penting dari Jogja untuk Indonesia, syukur-syukur bisa kita share juga dengan teman-teman di luar Indonesia,” tambahnya.

Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD DIY, Noviar Rahmad menyampaikan, para ahli kebencanaan yang akan berkumpul di DIY ini rencananya akan memberikan pandangan bagaimana pengalaman DIY selama ini dalam menangani kebencanaan, mulai dari gempa 2006, maupun letusan Merapi 2010.

Segala pengalaman itu akan menjadi bahan pembelajaran yang akan ditularkan ke seluruh Indonesia.

“Jika bicara soal build and better, dalam arti bagaimana pemulihan pasca bencana yang dilakukan, dapat dikatakan kalau di Jogja ini cukup cepat prosesnya,” terangnya.

“Bahkan kecepatan pemulihan dari bencana ini sudah diakui di tingkat nasional dan juga di tingkat internasional. Hal ini juga nantinya yang akan ditularkan kepada daerah lain,” imbuh Noviar. (*/wdy)

Berita terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -

TERPOPULER

KOMENTAR TERBARU