Kamis, Juli 31, 2025
BerandaJogjakartaFestival Sastra Yogyakarta akan Kembali Digelar 30 Juli-4 Agustus 2025 di TBEG

Festival Sastra Yogyakarta akan Kembali Digelar 30 Juli-4 Agustus 2025 di TBEG

JOGJAEKSPRES.COM – Sedikitnya 4.395 karya puisi dari 1.465 peserta di seluruh Indonesia bakal meramaikan Sayembara Puisi Festival Sastra Yogyakarta (FSY) 2025.

Kepala Dinas Kebudayaan (Disbud) Kota Yogyakarta, Yetti Martanti menjelaskan FSY 2025 akan berlangsung mulai 30 Juli hingga 4 Agustus 2025 di Taman Budaya Embung Giwangan (TBEG).

Mengusung tema Rampak, FSY 2025 kali ini memiliki makna serempak, setara, dan harmonis.

“Melalui FSY yang sudah masuk tahun ke-5 ini tidak hanya sekedar menghadirkan sebuah perayaan literasi. Namun juga bisa menampilkan kekayaan ekspresi sastra di Yogyakarta. Gelaran kali ini juga menjadi lebih spesial, karena menjadi bagian dari rangkaian pra-event Rapat Kerja Nasional Jaringan Kota Pusaka Indonesia (Rakernas JKPI) XI 2025,” jelasnya dalam jumpa pers di Hotel 101 Pakualaman pada Senin (28/7/2025).

Pihaknya menyatakan sejak awal dirintis pada tahun 2021, FSY konsisten menghadirkan tema yang merefleksikan dinamika kesusastraan dan kebudayaan Indonesia, yang juga melibatkan berbagai komunitas dan tokoh sastra.

Seperti sastrawan dan akademisi UGM Ramayda Akmal, penulis dan Ketua Komunitas Suku Sastra Fairuzul Mumtaz, serta seniman pertunjukan yang sekaligus Direktur Festival Kebudayaan Yogyakarta Paksi Raras Alit.

“FSY 2025 adalah festival yang bernapas panjang, mengikuti semangat literasi Yogyakarta yang konsisten, kolaboratif, dan berakar kuat di masyarakat. Lewat pendekatan kolaboratif, menjadi kunci untuk menjaga keberlanjutan literasi yang berpihak pada kemanusiaan,” terangnya.

Sementara itu salah satu kurator yang juga merupakan Ketua Komunitas Suku Sastra, Fairuzul Mumtaz menyebut Festival Sastra Yogyakarta 2025 melibatkan 60 lebih sastrawan. Seperti Saut Situmorang, Dewi Lestari, hingga Mahfud Ikhwan.

Di mana ada 75 lebih penerbit yang juga bekerja sama dengan Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) DIY serta 50 komunitas sastra.

“Kurang lebih ada 30 program dalam Festival Sastra Yogyakarta. Beberapa agenda utamanya adalah Pasar Sastra yang meliputi bazar buku, panggung diskusi, pameran komunitas. Kemudian Sayembara Puisi, Susur Galur atau seri diskusi jejak komunitas sastra Yogyakarta, Panggung Teras, serta pembukaan dan penutupan festival yang dirancang sebagai peristiwa seni lintas medium,” ungkapnya.

Dalam Susur Galur misalnya, lanjut Fairuz, akan ada bincang sastra dari hulu ke hilir, regenerasinya, proses terciptanya, publikasinya, persinggungan antarkomunitas, bagaimana komunitas berdaya, bahkan juga bagaimana melihat prospek sastrawan ke depan.

“Festival ini juga diharapkan bisa memunculkan penulis atau sastrawan baru. Ada sejumlah peserta yang ikut pitching naskah novel bersama penerbit Bentang Pustaka untuk kemudian diterbitkan. Untuk saat ini memang baru berkolaborasi dengan Bentang Pustaka, ke depan semoga makin banyak penerbit yang ikut berkolaborasi dalam semangat melahirkan para penulis atau sastrawan baru,” tambahnya. (*/bra)

Dapatkan berita menarik lainnya dengan mengikuti saluran kami

Berita terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -

TERPOPULER

KOMENTAR TERBARU