Kamis, Maret 27, 2025
BerandaSlemanWarganet Beri Saran Menutup Kawah Gunung Merapi dengan Semen, Ini Penjelasan PVMBG

Warganet Beri Saran Menutup Kawah Gunung Merapi dengan Semen, Ini Penjelasan PVMBG

JOGJAEKSPRES.COM – Sebuah unggahan viral di media sosial menarik perhatian warganet terkait strategi untuk mengatasi bencana erupsi Gunung Merapi yang ada di perbatasan Jawa Tengah dan DI Yogyakarta.

Seperti diketahui, Gunung Merapi dikenal sebagai gunung berapi paling aktif di Indonesia yang saat ini berada dalam status SIAGA (Level III).

Ide yang cukup unik tersebut diunggah oleh akun Twitter/X @kegb**unfadh pada Selasa (18/2/2025) dan memicu diskusi hangat di kalangan warganet.

Dalam unggahan tersebut terlihat seorang warganet menyarankan ide untuk menutup kawah Gunung Merapi yang sedang erupsi dengan semen agar bisa mencegah jatuhnya korban jiwa.

Unggahan yang viral tersebut mempertanyakan mengapa eksperimen untuk menutup kawah Gunung Merapi dengan semen belum pernah dilakukan.

“Kenapa belom ada orang yg bereksperimen naro semen di gunung merapi? Klo ditutup kan bisa terhindar dari korban jiwa.” Unggahan ini kemudian tersebar luas dan sudah ditonton lebih dari dua juta kali per Kamis (20/2/2025).

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) buka suara terkait usulan warganet yang menyarankan untuk menutup kawah Gunung Merapi dengan semen dapat mengatasi bencana erupsi.

Ketua Tim Gunung Api dari PVMBG, Heruningtyas Desi Purnamasari yang dimintai tanggapannya menyatakan bahwa hal tersebut bukan solusi yang efektif.

“Menutup kawah gunung api aktif dengan semen bukanlah solusi yang bisa atau efektif dilakukan untuk mencegah erupsi,” ujar Tyas Kamis (20/2/2025) dikutip dari kompas.com.

Menurutnya, erupsi gunung berapi terjadi karena adanya tekanan besar dari magma, gas vulkanik, dan material lain yang berada di dalam perut Bumi.

Sehingga, tindakan menutup kawah dengan semen hanya akan menyebabkan tekanan tersebut semakin meningkat.

Adapun tekanan dari dalam Bumi yang memicu erupsi tidak akan hilang meskipun kawah ditutup.

Namun sebaliknya, penutupan tersebut hanya akan memperburuk kondisi karena tekanan yang semakin besar akan mencari celah lain untuk keluar, yang bisa menyebabkan letusan yang lebih berbahaya.

Magma, gas vulkanik, dan material lainnya akan berusaha keluar dari perut Bumi dengan cara memecah permukaan tanah di sekitarnya.

“Secara geologis dan teknis, menutup kawah dengan semen atau material lain tidak mungkin dilakukan mengingat skala aktivitas vulkanik yang sangat besar,” tambah Tyas.

Bahkan kembali dijelaskan Tyas, upaya menutup kawah dengan semen justru hanya akan berakhir sia-sia dan berisiko memperburuk keadaan.

Tyas mengatakan bahwa penutupan kawah dengan semen bisa memicu efek yang lebih berbahaya mengingat energi yang dilepaskan dalam erupsi gunung berapi bisa sangat besar, setara dengan ribuan kali ledakan bom.

Jika kawah ditutup, tekanan yang terperangkap bisa menyebabkan letusan yang lebih besar.

“Tekanan itu dapat menyebabkan letusan lebih eksplosif atau pembentukan retakan dan lubang erupsi baru di lokasi lain,” ungkapnya.

Selain itu, masih kata Tyas, magma dan gas panas yang terperangkap di dalam Bumi bisa memberikan tekanan yang sangat besar pada lapisan batuan di sekitarnya.

Hal ini dapat memicu longsor atau letusan samping yang lebih sulit diprediksi dan lebih berbahaya.

Sebagai gantinya, Tyas menekankan pentingnya pendekatan mitigasi bencana yang lebih tepat untuk mengurangi risiko korban jiwa.

Pendekatan ini melibatkan pemantauan aktivitas seismik dan vulkanik secara intensif, penentuan zona bahaya, serta evakuasi cepat dan tepat saat diperlukan. (*)

Berita terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -

TERPOPULER

KOMENTAR TERBARU