JOGJAEKSPRES.COM – Musim kemarau di wilayah Yogyakarta diprediksi masih terus terjadi hujan. Bahkan tidak menutup kemungkinan dibayangi cuaca ekstrem.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pun meminta masyarakat untuk waspada.
Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta Reni Kraningtyas mengatakan, berdasar pengamatan gejala fisis dan dinamika atmosfer angin di wilayah Indonesia berada di bagian selatan ekuator yang bertiup dari tenggara. Hal tersebut mengindikasikan monsun Australia mulai aktif.
Kemudian, untuk indeks El Nino Southern Oscillation (ENSO) berada dalam kondisi netral.
Kondisi armosfer yang memungkinkan suhu udara akan lebih hangat itu diprediksi akan terus bertahan hingga akhir tahun mendatang.
Selain itu, untuk analisis anomali suhu muka air laut di perairan selatan Yogyakarta juga dalam kategori netral hingga hangat dibandingkan dengan kondisi normalnya. Adapun suhunya berkisar antara 28 derajat hingga 30 derajat celcius.
“Kondisi Dipole Mode Indeks (DMI) kategori IOD netral juga diprediksi tetap pada fase netral hingga semester kedua tahun ini, lalu Madden Julian Oscillation juga aktif di wilayah Indonesia dengan intensitas lemah,” ujar Reni, Kamis (22/5/2025).
Menurut Reni, berbagai fenomena itu akan berpengaruh terhadap curah hujan tiga bulan kedepan.
Misalnya untuk bulan Juni diprediksi masuk kategori rendah-menengah dengan sifat hujan atas normal.
Lalu untuk bulan Juli juga masuk kriteria rendah-menengah dengan sifat hujan seluruhnya di atas normal.
Sementara untuk bulan Agustus juga memungkinkan sama, yakni kriteria hujan rendah-menengah dengan sifat seluruhnya atas normal.
“Sehingga kami memastikan ada peringatan dini curah hujan tinggi untuk seluruh wilayah DIY dengan status waspada,” terang Reni. (*)
Dapatkan berita menarik lainnya dengan mengikuti saluran kami