JOGJAEKSPRES.COM – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Yogyakarta telah melaksanakan imunisasi Japanese Encephalitis (JE) serentak selama dua bulan, September-Oktober. Pekan ini, puskesmas masih menjalankan swepping untuk anak yang belum imunisasi.
Kasi Pencegahan Pengendalian Penyakit Menular dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Endang Sri Rahayu, menjelaskan target imunisasi JE menyasar pada 82.000 anak. Sampai pekan ini sudah terealisasi sampai sekitar 95%-96%.
“Sudah sekitar 80.000 anak,” ujarnya, Kamis (7/11/2024).
Pada pekan ini, melalui puskesmas-puskesmas pihaknya masih melakukan swepping bagi anak yang belum mendapat imunisasi.
“Swepping di puskesmas. Jadi kemaren kan imunisasi di sekolah dan wilayah. Nah yang belum, puskesmas berkirim surat ke wilayah untuk yang belum diajak ke puskesmas,” katanya.
Ia mengungkapkan kendala dalam imunisasi JE yakni banyaknya penolakan dari orang tua anak-anak.
“Kemarin lumayan tergopoh-gopoh karena penolakannnya lumayan. Mereka mengirimkan surat tidak mau divaksin dengan berbagai alasan,” ungkapnya.
Beberapa alasan penolakan diantaranya karena keyakinan tidak mau divaksin apapun, menganggap tidak perlu dan takut efeknya.
“Yang banyak karena keyakinan, ada juga yang belum merasa perlu, menganggap hanya perlu untuk bayi, lalu siapa yang mau menanggung dampaknya. Vaksin JE termasuk baru diprogram pemerintah, meskipun di swasta sudah,” paparnya.
Penolakan ini berasal dari orang tua, karena anak cenderung menurut saja. Penolakan ini juga diluar kondisi klinis anak.
“Bukan karena kondisi klinis, kalau sakit otomatis tidak boleh divaksin. Jadi yang boleh divaskin yang sehat. Karena vaksin menumbuhkan antibody, memicu pembentukan antibody,” katanya.
Swepping ini dilakukan untuk mengupayakan cakupan yang lebih besar dari imunisasi JE, untuk semakin bisa menangkal penyakit tersebut di Kota Yogyakarta.
“Karena semakin tinggi cakupan vaksin, penyakit semakin bisa diblok,” ungkapnya.
Dari pemantauan Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta dari 2013, di Kota Yogyakarta sampai saat ini belum ditemukan kasus JE.
“Kasus JE di DIY ada 13 dari tahun 2013. Itu tersebar, tapi di Kota Yogyakarta nggak ada. Cuma imunisasi membantu pembentukan kekebalan komunitas, tidak hanya individu, makanya serentak dilaksanakan di DIY,” kata dia. (*)