JOGJAEKSPRES.COM – Tercatat sebanyak 2.052 unit rumah subsidi masih belum terjual.
Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, Energi Sumber Daya Mineral (DPUPESDM) DIY menyebut sebagian besar rumah subsidi yang masih kosong ini berada di wilayah Bantul dengan total 952 unit.
Lalu, Gunungkidul 881 unit, Sleman 137 unit dan Kulon Progo 82 unit.
Kepala Dinas DPUPESDM DIY, Anna Rina Herbranti mengungkapkan, rumah masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) atau rumah subsidi ini merupakan program perumahan yang ditujukan untuk menyediakan hunian yang terjangkau bagi masyarakat dengan pendapatan rendah.
Harga rumah subsidi ini ditawarkan dengan harga maksimal yaitu Rp 166 juta, mengikuti Peraturan Menteri Keuangan RI No. 60 tahun 2023.
“Jadi, memang rumah MBR atau rumah subsidi itu rumah yang mendapat bantuan subsidi dari pemerintah. Menurut data yang ada, masih banyak yang belum ditempati atau kosong. Inilah yang ditawarkan kepada masyarakat yang membutuhkan rumah, silakan untuk membeli rumah MBR tersebut,” ungkap Anna dalam keterangan tertulis, Senin (25/11/2024).
Anna pun menyampaikan, dalam proses pembelian rumah subsidi tentu harus memenuhi berbagai syarat.
Syarat utama tentu masyarakat yang masih belum mempunyai rumah.
Anna pun mengatakan, nantinya juga akan ada BI checking untuk mengecek kondisi keuangan dari yang ingin membeli rumah tersebut.
“Terdapat beberapa persyaratan yang memang harus dipenuhi untuk membeli rumah tersebut. Yang jelas syarat utamanya itu belum memiliki rumah yang harus dibuktikan dengan surat keterangan dari RT/RW dan akan ada BI checking. Kalau memang membutuhkan, kami sudah menawarkan rumah subsidi tersebut, selain itu juga ada Rusunawa yang bisa dipilih,” kata Anna.
Terkait dengan detail lokasi, rumah subsidi di Sleman terdapat di dua tempat yaitu Godean dan Moyudan.
Di Bantul berlokasi di Wonolelo, Pajangan, Sedayu, Pleret, Pandak, Bambanglipuro, Kasihan, dan Jetis.
Di Kulon Progo berlokasi di Sentolo, Panjatan, dan Wates.
Sedangkan di Gunungkidul berlokasi di Karangmojo, Wonosari, Semanu, Playen, Semin, dan Patuk.
Anna menyebut, Pemda DIY melalui Dinas PUPESDM DIY telah berupaya untuk menawarkan rumah subsidi ini kepada masyarakat dengan memberikan informasi seputar rumah subsidi, melalui forum perumahan dan kawasan permukiman ditiap kabupaten/kota.
Anna pun menambahkan, bahwa telah dilakukan kerja sama dengan perusahan-perusahaan besar yang ada di wilayah masing-masing untuk dapat menarik para pekerja yang membutuhkan rumah.
“Lewat forum perumahan dan kawasan permukiman yang ada di provinsi maupun kabupaten/kota kita selalu informasikan kepada teman-teman terkait dengan adanya rumah subsidi ini yang ada di wilayah mereka. Kerja sama dengan perusahaan juga sudah kami lakukan, agar nantinya selain dengan kami, si pembeli juga dapat berkoordinasi langsung dengan mereka,” ungkap Anna.
Dengan masih banyaknya rumah subsidi yang masih kosong belum terisi, Anna berharap agar masyarakat dapat memanfaatkan program ini. Hal ini tentunya untuk dapat memenuhi kebutuhan hunian masyarakat yang ada di DIY. (*)